1

Laptop Gratis untuk semua anak bukanlah hal yang tidak mungkin

Posted by Mr Cassanova on Thursday, July 12, 2012 in , ,
Mungkin kita mengira bahwa memberikan laptop gratis pada semua anak itu adalah hal yang tidak mungkin untuk diwujudkan karena biayanya sangat mahal ! namun nyatanya hal itu bukanlah hal yang sulit untuk diwujudkan karena ada sebuah program bernama "One Laptop Per Child (OLPC)" yaitu sebuah program yang diprakarsari  oleh  organisasi nirlaba yang bermarkas di Cambridge, Massachusets yaitu OLPC Foundation & juga oleh organisasi nirlaba yang bermarkas di Miami yaitu One Laptop Per Child Association (OLPCA) yang bertujuan untuk membuat sebuah peralatan pendidikan yang murah untuk negara-negara miskin dan berkembang. Program ini mulai dibentuk tahun 2005 diketuai oleh Nicholas Negroponte. Proyek ini didanai oleh beberapa organisasi & juga perusahaan IT terkemuka seperti  AMDChi MeieBayGoogleMarvellNews CorporationNortel,Red Hat, dan Quanta. Yayasan OLPC menjual laptop OLPC XO-1 atau disebut children machine/ 100$ Laptop. 

OLPC XO-1


Ini merupakan sebuah Laptop OLPC XO-1
OLPC XO-1 sendiri merupakan sebuah komputer mini yang membutuhkan tenaga sangat minim, menggunakan flash memory menggantikan hardisk, serta menggunakan linux dengan distro Fedora sebagai sistem operasinya. Untuk menaikkan penjualannya OLPC Foundation sebuah kampanye yaitu Give One, Get One yang dimana mekanismenya bagi pembelian setiap 2 laptop OLPC XO-1 akan disumbangkan 1 laptop untuk anak-anak di negara berkembang & satu lagi untuk pembeli dari laptop ini. Laptop yang dijual dengan program Give One, Get One (G1G1) akan diberi diskon bagi pembeli yang membeli dua laptop.
Laptop ini merupakan pabrikan dari Quanta Computer, Taiwan. Laptop yang berjenis subnotebook ini dilengkapi dengan spesifikasi sebagai berikut : jaringan 802.11b/g /s wireless LAN USB 2.0 ports. Dengan spesifikasi Operating system Fedora Core-Based (LINUX). Kamera built-in video camera (640×480; 30 FPS) dan Media 1 GB Flash Memory, Input : keyboard, touchpad & Microphone. Sumber daya NiMH battery pack dilengkapi pula dengan prosesor AMD Geode LX700@0.8W + 5536, Memori 256 MB DRAM dan dengan tampilan dual-mode 19.3 cm diagonal TFT LCD 1200×900.

NEGARA YANG BERPARTISIPASI



Pada Oktober tahun 2007, Uruguay memesan 100,000 unit laptop OLPC XO-1, hal ini yang membuat Uruguay menjadi negara pertama yang memesan laptop itu. Pengiriman laptop ini yang sebenarnya terjadi pada Desember 2007. Sejak saat itu, 200.000 lebih laptop telah dipesan dan telah mencakup semua anak SD yang berumur 6-12 tahun di negeri itu.
Para Siswa di Uruguay sedang menikmati pembelajaran dengan laptop OLPC XO-1.
Presiden Tabaré Vázquez dari Uruguay mengklaim negeri itu merupakan negeri yang pertama kali memberikan laptop secara gratis kepada semua anak SD pada 13 Oktober 2009 sebagai bagian dari Ceibal Plan (Education Connect) yaitu sebuah program yang dijalankan pemerintah Uruguay untuk menjalankan sistem pendidikan yang berbasis IT, karena keberhasilan program ini di tingkat SD maka pemerintah Uruguay meningkatkan cakupannya sampai tingkat SMP. Namun sebuah bangsa di pulau selatan Pasifik yaitu pulau Niue juga telah melaksanakan pemberian laptop gratis hingga tingkat SMA juga mengklaim keberhasilan hal ini pada tahun 2008.


Afrika dan Timur Tengah


anak-anak sedang belajar dengan menggunakan XO laptop disebuah SD di Kigali, Rwanda.


Afrika
  • Ethiopia (5.000 laptop yang diterima dari G1G1 program)
  • Gaza (2.100 laptop diterima)
  • Ghana (10.000 laptop dipesan)
  • Rwanda (20.000 laptop yang diterima dari G1G1 program, 100.000 laptop dipesan)
  • Sierra Leone (5.000 laptop dipesan)

Amerika Utara
  • Kanada (5.000 laptop memerintahkan untuk masyarakat Bangsa Pertama)
  • Meksiko (50.000 laptop diperintahkan oleh pengusaha Carlos Slim)
  • Amerika Serikat (15.000 laptop untuk Birmingham, Alabama; 1.500 untuk Chester, Pennsylvania)

Karibia dan Amerika Latin
  • Argentina (60.000 laptop dipesan)
  • Kolombia (20.000 laptop dipesan)
  • Haiti (13.000 laptop yang diterima dari G1G1 program)
  • Peru (870.000 laptop memerintahkan, terakhir pada bulan Desember 2010) [69]
  • Uruguay (380.000 + diberikan kepada 1-6 siswa dan guru, menyelesaikan tujuan awal memerintahkan 90.000 pada tahun 2010 untuk siswa sekolah menengah).
Asia
  • Afghanistan (11.000 laptop yang diterima dari G1G1 program)
  • Kamboja (3.200 laptop yang diterima dari G1G1 program)
  • Mongolia (10.000 laptop yang diterima dari G1G1 program)

Oceania

  • Kiribati, Nauru, Kaledonia Baru, Niue, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Tuvalu, Vanuatu (5.000 laptop yang diterima dari G1G1 program)
  • Australia (5.000 laptop diperintahkan oleh non-profit independen OLPC Australia)

FAQ di situs resmi  OLPC menginformasikan bahwa pada 2011 ada sekitar lebih dari 2,4 juta laptop XO disampaikan


Pengembangan berikutnya

Konsep laptop XO-3
Laptop telah dikirim ke negara-negara berikut, dapat mengikuti perintah atau sebagai bagian dari Berikan Satu Dapatkan Satu program:
Bagi yang berminat atau ingin tau lebih lanjut tentang program ini bisa mengecek langsung ke website OLPC Foundation.  
http://one.laptop.org/ 
Atau bisa dicek langsung ke sumber-sumber lain artikel ini :

1

Apa Sih Beda Mentega dan Margarin?

Posted by Mr Cassanova on Wednesday, July 11, 2012 in

Blue Band adalah salah satu contoh merek margarin yang terkenal dipasaran

 Mentega dan margarin tampilannya nyaris sama, berwarna kuning dan pekat. Ada yang teksturnya lembut, ada pula yang kaku seperti sabun batangan. Ada yang dibungkus kertas aluminium atau plastik, ada juga yang dikemas dalam mangkuk atau kaleng. Apa sebenarnya perbedaan kedua produk ini? Mana yang lebih sehat?

Pada dasarnya, mentega dan margarin memiliki jumlah kalori yang sama. Mentega biasanya mengandung lemak alami dan beragam manfaat nutrisi lainnya, seperti vitamin A, D, E, dan K, yang larut dalam air. Manfaatnya antara lain untuk menguatkan tulang dan fungsi-fungsi tubuh lainnya. Namun  untuk menentukan mana yang lebih sehat, Anda perlu mengetahui kandungan lemak dari keduanya.
Mentega dibuat dari lemak hewan dan memiliki kandungan kolesterol diet maupun lemak jenuh yang tinggi. Kolesterol sebenarnya diperlukan untuk perkembangan otak, elastisitas sel, dan usus yang sehat. Namun, kandungan lemak jenuhnya yang tinggi membuat mentega tidak hanya meningkatkan kolesterol total, tetapi juga kolesterol jahat (LDL). LDL inilah yang biasanya menyumbat arteri, dan menyebabkan penyakit jantung. Menurut petunjuk makan sehat, kita sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari 10 persen kalori total seperti lemak jenuh.
Meskipun begitu, dari segi rasa umumnya orang lebih memilih mentega daripada margarin. Situs Natural Cooking Club (NCC) menyebutkan, tekstur mentega sangat lembut di suhu ruang, memiliki aroma susu yang enak, dan mudah meleleh di suhu hangat. Di pasaran, merek mentega yang tersedia antara lain Orchid, Wysman, dan Elle & Vire.

Sedangkan margarin, biasanya terbuat dari lemak nabati dan kandungan lemak jenuhnya lebih sedikit daripada mentega. Margarin kaya akan lemak tak jenuh yang mengandung omega-3 dan omega-6. Beberapa jenis margarin yang tersedia di pasaran adalah Blue Band, Simas, Palmboom, dan sebagainya.
Orchid Butter merupakan salah satu contoh merek mentega.
Meskipun demikian lemak nabati cenderung meleleh dalam suhu ruangan sehingga dibuat lebih padat melalui proses hidrogenasi. Proses ini menghasilkan lemak trans yang diperkirakan meningkatkan kadar LDL dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). HDL memberikan pertahanan terhadap lemak yang menyumbat arteri. Lemak trans ini dianggap lebih berbahaya untuk kesehatan daripada lemak jenuh.

Karena produsen makanan dan masyarakat umum mulai menyadari pengaruh negatif lemak trans, kini mereka menciptakan margarin non-hidrogenasi. Dalam margarin jenis ini tak ditemukan lagi lemak trans. Selain itu, tekstur margarin jenis ini lebih lembut daripada margarin stik yang lebih kaku. Produsen biasanya menambahkan sedikit minyak sawit sebagai pengganti minyak sayuran cair yang dihidrogenasi, sekaligus untuk membuat margarin lebih mudah dioleskan.

Inilah yang membedakan margarin dari mentega. Formulasi mentega hingga sekarang tidak berubah; masih terbuat dari krim dan mengandung lemak jenuh yang tinggi. Sisi baiknya, mentega lebih alami karena tidak menggunakan bahan kimia atau manipulasi yang tidak perlu. Pilihan yang tersedia sekarang adalah whipped butter, yaitu mentega asli yang sudah dikocok untuk memasukkan udara ke dalamnya. Mentega kocok lebih sedikit kalori dan lemaknya daripada mentega biasa, berkat udara tersebut. Cita rasanya pun sama dengan mentega biasa.
Margarin bisa menjadi pilihan yang lebih sehat, asal Anda memilih betul jenisnya dengan mengecek informasi gizi pada label kemasannya.
1. Cari margarin dengan lemak trans 0 gr.
2. Sebaiknya tidak memilih margarin dengan informasi "partially hydrogenated oil".
3. Kandungan lemak jenuh sebaiknya sebesar 2 - 2,5 gr saja (atau kurang) per porsi. Jika lebih tinggi, kemungkinan mengandung banyak minyak sawit.
4. Cari yang bahannya lebih alami dan diproses secara minimal, karena seringkali produk ini mengalami manipulasi.
Sebagai tambahan, NCC menyebutkan, sebagai bahan kue -terutama cake- baik mentega maupun margarin mempunyai kelebihan dan kekurangan. Mentega punya aroma yang enak, tetapi terlalu lembut dan daya emulsinya kurang baik, menyebabkan tekstur kue kurang kokoh. Sedangkan margarin aromanya tidak seenak mentega, tapi daya emulsinya bagus sehingga bisa menghasilkan tekstur kue yang bagus. Umumnya orang lalu mencampur mentega dan margarin dengan perbandingan 1:1 untuk mendapatkan aroma yang enak sekaligus tekstur kue yang memuaskan.

1

Integrasi Timor Timur ke Indonesia.

Posted by Mr Cassanova on Monday, July 09, 2012 in ,
Selama kurang lebih 300 tahun, rakyat Timor Timur masih berada dalam kungkungan pemerintahan penjajahan Portugal. Perubahan mulai terjadi di Timor Timur setelah kudeta militer di Portugal pada 25 April 1974, yang dikenal sebagai Revolucao dos cravos atau revolusi anyelir. Kudeta yang terjadi terhadap Dr.Antonio de Oliveire Salazar Perdana Menteri Marcel Caefano telah membawa Jenderal Antonio de Spinola ke tampuk kekuasaan sebagai Presiden Portugal. Dalam memerintah pun dia memperkenalkan kehidupan politik yang lebih demokratis, baik di Portugal maupun di wilayah jajahannya.

Pemerintah Portugal memberi kesempatan kepada penduduk Timor Timur sebagai salah satu koloni Portugal membentuk partai politik sejak 1974. Oleh karena itu, mulai Mei 1974 mulai terbentuk beberapa organisasi politik di Timor Timur, diantara Assosiacao Social Democratica Timorense/Asosiasi Sosial Demokrat Timor (ASDT) yang kemudian berubah menjadi Frente Revolucionaria de Timor Leste Independente/Front Revolusioner untuk kemerdekaan Timor Leste (Fretilin), Uniao Democratica Timorense/Persatuan Demokrasi Timor (UDT), Associacao Popular Democratica de Timor/ Asosiasi Demokrasi Rakyat Timor (Apodeti), Associacao Integracao Timor Indonesia/ Asosiasi Integrasi Timor Indonesia (AITI), Klibur Oan Timor Aswain/Asosiasi Pejuang Timor (KOTA), Associacao Democratica Integracao Timor Leste Australia/Asosiasi Demokrasi untuk Integrasi Timor Timur Australia (ADITLA), dan Trabalhista. Dari sekian banyaknya Partai Politik saat itu terjadi pertikaian dan konflik karena perbedaan pandangan. Fretilin menginginkan kemerdekaan Timor Timur secara total sedangkan UDT ingin tetap menjadi wilayah Portugal, namun partai KOTA & Trabalhista ingin menjadikan Timor Timur wilayah Australia, Sedangkan Apodeti ingin Timor Timur masuk wilayah Indonesia. Pemerintah Portugal pun sebenarnya sudah merencanakan proses dekolonisasi (kemerdekaan) bagi Timor Timur. Namun, bentuk kemerdekaan Timor Timur tersebut masih menjadi masalah. Apakah mereka akan merdeka dan berdiri sendiri atau bergabung dengan Indonesia atau bergabung dengan Portugal.
Oleh karena itu, pada 17 Oktober 1974 di Jakarta dilangsungkan pembicaraan antara Menteri Seberang Lautan Portugal Dr. Antonio de Almeida Santos dan pemerintah Indonesia yang diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik. Padahal sebelumnya, Ketua Partai Apodeti pada 31 Agustus 1974, menyatakan bahwa partainya telah mengusulkan agar Timor Timur menjadi provinsi bagian dari Indonesia.
Pemerintah Indonesia sangat mendukung maksud pemerintah Portugal untuk mengadakan dekolonisasi di Timor Timur dan maksud ketua Partai Apodeti untuk bergabung dengan Indonesia. Sebagai kelanjutan dari pertemuan di Jakarta, pada 9 Maret 1975 di London diadakan pertemuan lanjutan. Dalam pertemuan tersebut, pemerintah Portugal masih beranggapan bahwa rakyat Timor Timur memilih untuk bergabung dengan Indonesia.
Ketika perundingan untuk menentukan status Timor Timur sedang berlangsung, ketegangan antara berbagai kelompok di dalam masyarakat Timor Timur semakin memuncak. Pertikaian bersenjata antarkelompok tersebut tidak dapat dihindari. Akibatnya, terjadi perang saudara di Timor Timur yang dimulai di Kota Dili sejak Agustus 1975. Fretilin berhasil didesak keluar kota Dili oleh lawan politiknya. Portugal yang seharusnya bertanggung jawab terhadap koloninya, membiarkan koloninya tanpa pemerintahan yang jelas sejak Gubernur Portugal di Timor Timur melarikan diri dari Dili ke Pulau Atauro atau Pulau Kambing. Penduduk dibiarkan terjebak dalam perang saudara dan ribuan orang menjadi korban atau terpaksa melakukan pengungsian.
Fretilin yang tersingkir dari Dili kemudian mendapat bantuan persenjataan dari para pendukungnya, antara lain dari tentara Portugal.  Perang baru dimulai dan Dili kembali diduduki oleh Fretilin sebagai pemenang perang. Peristiwa tersebut menelan banyak korban jiwa dan beribu-ribu penduduk mengungsi ke perbatasan Indonesia dan Timor bagian barat.
Pada 28 November 1975, , Fretilin memproklamasikan kemerdekaan Timor Timur dan berdirinya sebuah Republik Demokrasi Timor Timur di Dili. Namun, proklamasi itu tidak mendapat dukungan, baik dari kelompok lain di dalam masyarakat Timor Timur maupun dunia Internasional. Kelompok masyarakat Timor Timur terdiri atas Partai UDT, Apodeti, KOTA, dan Trabalhista menyampaikan proklamasi tandingan di Balibo pada 30 November 1975. Pernyataan yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Balibo ini menyatakan keinginan Timor Timur untuk berintegrasi dengan Republik Indonesia.


OPERASI SEROJA

Perkembangan Timor Timur dan situasi politik Internasional Perang Dingin pada waktu itu telah menyeret Indonesia langsung ke dalam pertikaian antara orang Timor Timur sendiri dan terlebih lagi ketidakjelasan Portugal dalam menangani kasus Timor Timur sehingga PBB menunjuk Indonesia & Australia untuk menangani masalah pengungsi konflik Timor Timur akan tetapi Australia menyerahkan mandat itu ke Indonesia. Operasi Seroja adalah sandi untuk invasi Indonesia ke Timor Timur yang dimulai pada tanggal 7 Desember 1975. Pihak Indonesia menyerbu Timor Timur karena adanya desakan Amerika Serikat dan Australia yang menginginkan agar Fretilin yang berpaham komunisme tidak berkuasa di Timor Timur. Selain itu, serbuan Indonesia ke Timor Timur juga karena adanya kehendak dari sebagian rakyat Timor Timur yang ingin bersatu dengan Indonesia atas alasan etnik dan sejarah.
Pendaratan Pasukan TNI di Pantai Dili, saat Operasi Seroja.
Angkatan Darat Indonesia mulai menyebrangi perbatasan dekat Atambua tanggal 17 Desember 1975 yang menandai awal Operasi Seroja. Sebelumnya, pesawat-pesawat Angkatan Udara RI sudah kerap menyatroni wilayah Timor Timur dan artileri Indonesia sudah sering menyapu wilayah Timor Timur. Kontak langsung pasukan Infantri dengan Fretilin pertama kali terjadi di Suai, 27 Desember 1975. Pertempuran terdahsyat terjadi di Baucau pada 18-29 September 1976. Walaupun TNI telah berhasil memasuki Dili pada awal Februari 1976, namun banyak pertempuran-pertempuran kecil maupun besar yang terjadi di seluruh pelosok Timor Timur antara Fretilin melawan pasukan TNI. Dalam pertempuran terakhir di Lospalos 1978, Fretilin mengalami kekalahan telak dan 3.000 pasukannya menyerah setelah dikepung oleh TNI berhari-hari. Operasi Seroja berakhir sepenuhnya pada tahun 1978 dengan hasil kekalahan Fretilin dan pengintegrasian Timor Timur ke dalam wilayah NKRI. Selama operasi ini berlangsung, arus pengungsian warga Timor Timur ke wilayah Indonesia mencapai angka 100.000 orang. Korban berjatuhan dari pihak militer dan sipil. Warga sipil banyak digunakan sebagai tameng hidup oleh Fretilin sehingga korban yang berjatuhan dari sipil pun cukup banyak. Pihak Indonesia juga dituding sering melakukan pembantaian pada anggota Fretilin yang tertangkap selama Operasi Seroja berlangsung.
Pada hari sebelum invasi, Presiden AS Gerald R. Ford dan Menteri Luar Negeri AS Henry A. Kissinger bertemu dengan presiden Indonesia Soeharto dan dilaporkan memberikan persetujuan mereka untuk invasi Menanggapi Soeharto mengatakan "Kami meminta pengertian Anda jika dianggap perlu untuk mengambil tindakan cepat atau drastis [di Timor Timur]. "Ford menjawab, "Kami akan mengerti dan tidak menekan Anda dalam masalah ini Kami memahami masalah dan niat Anda miliki.."
Monumen Integrasi Timor Timur.

Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia tahun 1976 sebagai provinsi ke-27 setelah gubernur jendral Timor Portugis terakhir Mario Lemos Pires melarikan diri dari Dili setelah tidak mampu menguasai keadaan pada saat terjadi perang saudara. Portugal juga gagal dalam proses dekolonisasi di Timor Portugis dan selalu mengklaim Timor Portugis sebagai wilayahnya walaupun meninggalkannya dan tidak pernah diurus dengan baik.

Amerika Serikat dan Australia "merestui" tindakan Indonesia karena takut Timor Leste menjadi kantong komunisme terutama karena kekuatan utama di perang saudara Timor Leste adalah Fretilin yang beraliran Marxis-Komunis. AS dan Australia khawatir akan efek domino meluasnya pengaruh komunisme di Asia Tenggara setelah AS lari terbirit-birit dari Vietnam dengan jatuhnya Saigon atau Ho Chi Minh City.




Namun PBB tidak menyetujui tindakan Indonesia. Setelah referendum yang diadakan pada tanggal 30 Agustus 1999, di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor Leste memilih merdeka dari Indonesia. Antara waktu referendum sampai kedatangan pasukan perdamaian PBB pada akhir September 1999, kaum anti-kemerdekaan yang konon didukung Indonesia mengadakan pembantaian balasan besar-besaran, di mana sekitar 1.400 jiwa tewas dan 300.000 dipaksa mengungsi ke Timor barat. Sebagian besar infrastruktur seperti rumah, sistem irigasi, air, sekolah dan listrik hancur.

Pada 20 September 1999 pasukan penjaga perdamaian International Force for East Timor (INTERFET) tiba dan mengakhiri hal ini. Pada 20 Mei 2002, Timor Timur diakui secara internasional sebagai negara merdeka dengan nama Timor Leste dengan sokongan luar biasa dari PBB. Ekonomi berubah total setelah PBB mengurangi misinya secara drastis.

Semenjak hari kemerdekaan itu, pemerintah Timor Leste berusaha memutuskan segala hubungan dengan Indonesia antara lain dengan mengadopsi Bahasa Portugis sebagai bahasa resmi dan mendatangkan bahan-bahan kebutuhan pokok dari Australia sebagai "balas budi" atas campur tangan Australia menjelang dan pada saat referendum. Selain itu pemerintah Timor Leste mengubah nama resminya dari Timor Leste menjadi Republica Democratica de Timor Leste dan mengadopsi mata uang dolar AS sebagai mata uang resmi yang mengakibatkan rakyat Timor Leste menjadi lebih krisis lagi dalam hal ekonomi. 



Copyright © 2009 Irsyad Muhammad Website All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.