0

Renungan Jum'at

Posted by Mr Cassanova on Friday, February 07, 2014 in
Halo kawan-kawan seperti biasanya saya sudah lama tak menulis blog saya karena alasan yang sama yaitu kesibukan. Namun kali ini saya sempatkan menulis blog saya, mungkin artikel yang satu ini agak random yaitu tentang sebuah pelajaran hidup yang saya dapatkan dari sebuah proses melarikan diri dari dunia yang fana ini. Kita sebut saja hal itu sebagai renungan jum'at karena saya merasa hari Jum'at sebagai hari yang sangat menyenangkan dalam hidup saya, saya selalu menyambut baik datangnya hari Jum'at.

Berjuang demi recehan 


Banyak diantara kita yang berjuang mati-matian hanya untuk mendapatkan uang seribu, lima ratus, dan dua ribu. Mereka rela mengorbankan keringat dan nyawanya hanya untuk mendapatkan sebuah recehan, banyak yang dapat kampanye suatu partai politik hanya ingin dapat uang yang dianggap beberapa orang hanya sebuah recehan. "Ada gula ada semut" begitulah tatkala uang receh itu ditebar orang-orang berkumpul rela mengantri hanya demi recehan itu. Banyak penjahat, mafia, kriminal, mereka yang punya recehan berlebih membagi-bagikan uang recehan itu dengan alasan donasi ini, tahlilan, pengajian dll. Yang bagi mereka sendiri tindakan itu merupakan sebuah pencucian uang dan juga cuci dosa. Namun bagi beberapa kalangan yang tidak tertarik dengan uang itu menyebut uang itu recehan ! harga diri kami tidak bisa dibeli, money politic, dll. 

Fenomena ini saya rasa akan terus terjadi di bangsa apapun dan dimanapun, sampai kapanpun. Karena saya berfikir bahwasanya fenomena ini sudah berlangsung ribuan tahun dalam sejarah. Kejadian ini pun digambarkan dalam buku "Suatu Kisah dari Negeri Angin" kumpulan sajak ini secara gamblang menjelaskan mengenai fenomena tersebut. 

Seringkali kita terlalu memboroskan uang recehan kita, seringkali kita menyimpannya dengan alasan suatu saat bisa berguna ataupun tidak mau uang kita terpecah. Lalu kitapun menyimpan recehan itu dengan berbagai alasan, bahkan terkadang kita berusaha membeli barang yang beda jaraknya agak jauh dengan kediaman kita hanya karena beda seribu ataupun beda lima ratus. Kita rela beli pulsa atau makanan atau rokok,dll hanya karena kita harganya hanya beda sedikit perilaku tersebut mungkin bisa ditafsirkan berbeda oleh banyak orang. Bisa dikatakan orang tersebut perhitungan, koret, gak modal,dll. Namun saya menyebutnya "Berjuang demi recehan !" istilah ini bermula dari seorang pakar teknik dan seniman ternama yaitu bapak Ir. Muhammad Arif Baisa.

Ir. Muhammad Arif Baisa, paman saya tercinta.

Dalam suatu peristiwa ketika ada rapat di markas besar DPP Pink Angel saya diutus bersama paman saya untuk membeli logistik yang dibutuhkan, sebab saat itu semua sedang pada kelaparan kami pun rapat makanan apa yang harus dibeli. Banyak berbagai macam ide mengenai masakan apa yang cocok dengan lidah dan juga tema acara saat itu : "Kasih sayang Tuhan kepada Umat Manusia dan rintihan doa dan nestapa bagaimana menyadarkan manusia akan dosa"  sebuah tema yang cukup serius dan krusial. Jadi kami memutuskan makanan apa yang cocok untuk tema itu hasil rapatnya adalah makanan yang 4 Sehat 5 sempurna, lalu masakan yang dianggap mewakili itu yaitu masakan Padang. Kami pun dapat dana logistik itu lalu kami pun diamanatkan untuk membeli rokok, sesampainya di tempat masakan Padang langganan kami beli disana dan harganya cukup mahal. Kami memutuskan untuk membeli lauknya berganti-ganti tempat masakan Padang karena beda harganya yang sedikitnya 3000-5000, recehanlah pokoknya ! Kami pun berencana membeli rokok di Toko Sanjaya, namun saya menyarankan beli aja di Makmur Jaya harganya lebih murah. "Berjuang demi recehan !" ujar Oom saya kala itu kami pun membeli rokok dan beli pulsa yang di tempat yang harganya tentu saja bedanya recehan juga. 

Namun naas dan kesialan pun datang, tatkala Oom saya membeli pulsa saya berdebat tentang cara mengaktifkan paket. Rokokpun ternyata lupa kita bawa, sesudah kita makan kenyang berencana untuk merokok dan memulai kembali diskusi tersebut. "Ir, rokoknya mana ?" ujar sang Bos besar dan saya pun kaget ternyata rokoknya ketinggalan, kita kembali ke tempat pulsa gak ada di Makmur Jaya apalagi. Akhirnya, kita pun patungan untuk beli rokok dan ngaku ke sang Bos besar bahwa rokoknya ketinggalan supaya terselamatkan dari ancaman disemprot dan dimarahi karena urusan keteledoran itu. 

Recehan Terselamatkan Uang Gede pun Lenyap !

Dari pengalaman ini bisa disimpulkan bahwasanya manusia sering kali berjuang hanya demi uang sedikit, namun gak taunya hilang duit banyak sesudahnya. Banyak kisah-kisah dan cerita rakyat jaman dulu mengisahkan, tentang orang kaya yang gak mau menyumbang uang recehan lalu dia lenyap hampir separuh kekayaannya. Renungan Jum'at kali ini memberi kita pembelajaran bagaimana menyikapi uang recehan, hal-hal yang dianggap kecil dan untuk mengelolanya dengan sebaik mungkin ketahuilah sesungguhnya waktu itu jauh lebih berharga daripada semuanya. Karena dengan waktu kita bisa menghasilkan uang besar, uang receh dan segalanya hargai waktu yang terbuang lebih baik dibandingkan recehan. 



Allah ta’ala berfirman:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (3)

”Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholih dan saling menasihati supaya menaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran” (QS. Al ‘Ashr).

Dari kutipan ayat tersebut diharapkan kita bisa mengerjakan dan memaknai recehan dan hal-hal kecil sebaik-baiknya dan hal berharga yang dianggap kecil yaitu waktu. Sekian kurang lebihnya saya mohon maaf. 

Copyright © 2009 Irsyad Muhammad Website All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.