0

Pilkada Jabar Tahun 2013 : The Last Stronghold

Posted by Mr Cassanova on Thursday, February 21, 2013 in
Peta Jawa Barat

















Siapa warga Indonesia yang tidak mengetahui wilayah Jawa Barat ? Provinsi yang dihuni masyarakat yang sebagian besar beretnis Sunda ini adalah provinsi dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia. Provinsi ini menjadi penyangga bagi Ibukota DKI Jakarta, bahkan masalah lingkungan di Jawa Barat akan dapat mengganggu kestabilan Ibukota dan aktifitas warga Ibukota pun mempengaruhi wilayah Jawa Barat. Sebut saja kota Depok, Bekasi dan Bogor yang merupakan kota satelit Jakarta yang perkembangannya dipengaruhi oleh aktifitas penduduk Ibukota. Banyak Tanah kosong serta area pertanian yang berubah menjadi pemukiman serta daerah Industri untuk menopang kebutuhan Penduduk di Ibukota Jakarta. Banyak kalangan kelas menengah yang menggantungkan hidupnya di Jakarta namun mereka berdomisili di Jawa Barat. Setiap kali akhir pekan banyak destinasi wisata yang macet total,  karena warga Ibukota ingin melepaskan kepenatannya sebut saja itu daerah Puncak, lalu Bandung, dll. Namun disamping banyaknya aktifitas penduduk Ibukota yang mengunjungi daerah destinasi wisata di Jawa Barat memberikan penghidupan bagi warga Jawa Barat, namun kemiskinan serta berbagai masalah sosial lainnya belum juga terselesaikan di Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi yang memiliki tingkat Sumber Daya Manusia yang buruk dan masalah birokrasi yang korup serta infrastruktur yang tidak memadai. Melonjaknya aktivitas warga ibukota yang ingin melepaskan penatnya dengan berlibur di Jawa Barat, justru menambah kemacetan dan polusi. Belum lagi Jawa Barat menghadapi masalah serius jangka panjang terkait banyak area pertanian yang berubah menjadi Area Industri dan pemukiman.

Perubahan ! 

Di era otonomi Daerah ini sudah merupakan kesempatan Jawa Barat untuk merubah daerah Jawa Barat menjadi lebih baik, sebelumnya daerah Banten memisahkan diri dari Provinsi Jawa Barat dan menjadi Provinsi sendiri. Bahkan daerah Pantura berusaha untuk memisahkan diri dari daerah Jawa Barat sebut saja daerah CIAYU-MAJAKUNING(Cirebon,Indramayu,Majalengka & Kuningan). Ada aspirasi dari beberapa penduduk di daerah tersebut yang ingin memisahkan diri dari Jawa Barat dikarenakan masalah pemerataan pembangunan, primordialisme & perbedaan identitas sejarah dan budaya dengan Jawa Barat. Daerah pantura memiliki sumber daya alam yang kaya berupa Migas dan hasil laut, yang bisa menjadi potensi Jawa Barat jika dikembangkan dengan baik.

Di Tahun 2013 ini Jawa Barat mengadakan Pemilu Kepala Daerah yang bertujuan untuk memilih Kepala Daerah yang baru, yang diharapkan akan memberikan perubahan kepada Jawa Barat.

Kontes Politik Para Pesohor 
Dari 5 Cagub-Cawagub, 3 diantaranya merupakan artis.


Sudah menjadi rahasia Umum bahwa banyak daripada artis yang maju menjadi anggota legislatif ataupun Kepala Daerah dipasangkan di daerah pemilihan Jawa Barat. Bahkan terpilihnya Gubernur Incumbent Ahmad Heryawan tahun 2008 lalu, karena faktor popularitas Dede Yusuf. Namun di Pilkada tahun 2013 terdapat sebuah hal yang menarik, pasalnya para Pesohor banyak yang ikut kontes politik Jabar tahun 2013. Kontes politik ini akan menjadi "The Last Stronghold"  bagi beberapa kekuatan politik yang mendominasi Jawa Barat, Pilkada ini akan menjadi tolak ukur bagi kekuatan parpol yang akan mengikuti Pemilu tahun 2014. Sebab sejak tahun 1955 hasil pemilu di Jawa Barat, selalu menunjukkan kemiripan dengan hasil pemilu di tingkat Nasional. 
The Last Stronghold 

Jawa Barat merupakan pertahanan terakhir bagi kekuatan politik yang mendominasi wilayah itu. Sebab hasil perolehan suara di Jawa Barat, seringkali memiliki kemiripan dengan tingkat Nasional. Sebelumnya di pemilu tahun 2009, DPRD Jawa Barat dikuasai oleh Partai Demokrat yang merupakan pemenang pemilu. Untuk menjadi kepala daerah di wilayah ini orang tersebut harus memiliki 3 kriteria : "Nyunda,Nyantri,Nyakola" (Memegang budaya Sunda, Religius, Intelek). Tiga kriteria tersebut merupakan kriteria yang diharapkan sebagian besar masyarakat Jawa Barat untuk bisa melestarikan keluhuran budaya nenek moyang Jawa Barat. Berikut beberapa kekuatan politik yang terlibat dalam Pilkada Jabar 2013 :

Golongan Nasionalis 

Golongan Parpol Nasionalis sudah mendominasi daerah pemilihan Jabar sejak pemilu 1955, saat Partai Nasional Indonesia mendapat perolehan suara yang cukup banyak disini. Namun partai itu sekarang sudah bertranformasi menjadi PDI-P. Di daerah ini terdapat perebutan pengaruh antara 3 kekuatan Nasionalis yaitu:
Rieke-Teten merupakan cagub yang diusung PDI-P dengan jargon Jabar Baru & Bersih.
 PDI-P yang mendominasi daerah Pantura yang mengusung sendiri jagoannya untuk maju di Pilkada Jabar yaitu Rieke Diah Pitaloka yang berpasangan dengan aktivis anti korupsi Teten Masduki. Pasangan ini menggunakan pencitraan yang berhasil dilakukan oleh Jokowi, rekannya sesama kader PDI-P yang berhasil dalam mengantarkannya dirinya ke kursi DKI-1. Pasangan ini meniru mulai dari atribut baju kotak-kotak yang dikenakan hingga jargon kampanye mereka "Jabar Baru & Bersih".


Yance-Tatang yang maju dengan jargon "Intan".
Golkar yang menguasai daerah ini sejak era Orde Baru, Jawa Barat merupakan kantong suara terkuat Partai Golkar. Partai Golkar mengusung sendiri jagoannya untuk menjadi Jabar satu yaitu ketua DPD Golkar Jawa Barat dan juga mantan bupati Indramayu 2 periode yaitu Dr.Irianto Mahfud Syidiq Syafiudin yang dikenal sebagai Kang Yance, yang berpasangan dengan mantan bupati Tasikmalaya 2 periode Tatang Farhanul Hakim. Apabila para pemilih Golkar merupakan pemilih yang fanatik bukan tidak mungkin pasangan ini meraih kemenangan, salah satu program andalan pasangan ini adalah membangun dari desa. Dengan menyediakan anggaran 500 Juta Rupiah/Desa.



Kedua pasangan ini mengusung jargon "babarengan"
Dan yang terakhir berebut dominasi di wilayah adalah Partai Demokrat. Partai ini sebelumnya memenangkan pemilu tahun 2009 dan menguasai DPRD Bandung yang merupakan ibukota Provinsi ini. Partai Demokrat mengusung jagoannya yaitu Dede Yusuf yang merupakan wakil gubernur Jawa Barat yang akan berpasangan dengan mantan Sekda Jabar Lex Laksamana yang akan bertanding di Pilkada Jawa Barat. Partai Demokrat, yang merupakan mesin politik pasangan bernomor urut 3 memiliki masalah yaitu terjun bebasnya elektabilitas Partai dan sejumlah skandal korupsi yang mendera partai ini. Dengan mengusung Dede Yusuf yang memiliki popularitas dan elektabilitas yang cukup tinggi, diharapkan gebrakan yang dibuatnya apabila terpilih dapat mempertahankan dominasi Partai Demokrat di Jawa Barat. Pasangan ini juga diusung oleh Partai Gerindra, PKB & PAN yang tergabung dalam koalisi Babarengan. Pasangan ini didukung penuh oleh Prabowo Subianto, terbukti dengan terjun langsungnya ketua Dewan Pembina Partai Gerindra ini sebagai jurkam dari pasangan bernomor urut 3 ini. Pilkada ini akan memperlihatkan seberapa kuatnya ketokohan Prabowo Subianto di Jawa Barat, apabila pasangan ini memenangkan Pilkada dengan dukungan all out partai pengusungnya terutama Gerindra, maka ini akan memperkuat cengkeraman Prabowo Subianto & Gerindra di provinsi yang paling banyak penduduknya ini. Selain itu Partai Demokrat bisa mempertahankan cengkeramannya di Jawa Barat, tidak mengherankan pengusungan kedua pasangan ini merupakan The Last Stronghold bagi Partai Demokrat dalam mempertahankan kiprahnya di kancah perpolitikan nasional.

Golongan Politik Islam 

Golongan politik Islam cukup mendominasi Jawa Barat. Provinsi ini memiliki karakter masyarakat yang religius dan taat beragama, hal itu terbukti dengan banyaknya pesantren yang berdiri di Jawa Barat dan banyak pemuka agama yang berasal dari daerah ini. Daerah ini sudah menjadi kantong suara bagi beberapa Partai Islam. Ahmad Heryawan yang merupakan Gubernur incumbent, memutuskan untuk maju kembali untuk mencalonkan diri sebagai gubernur di daerah Jawa Barat kali ini dia berpasangan dengan artis senior Dedi Mizwar, karena Dede Yusuf memutuskan untuk ikut mencalonkan diri juga. Incumbent mengantongi dukungan dari beberapa Partai Islam yaitu PKS,PPP & PBB, serta 1 partai Nasionalis yaitu Hanura. Belum lagi pasangan ini menggunakan konsultan politiknya yaitu Pollmark yang didirikan oleh Eep Saefulloh Fatah yang berhasil dalam memenangkan Joko Widodo & Basuki Tjahaja Purnama. Partai-partai Islam mengalami masalah turunnya elektabilitas dikarenakan banyaknya masyarakat yang menganggap bahwa Partai Islam tidak jauh berbeda dengan partai Nasionalis dan juga banyak kader Partai Islam yang tersangkut skandal korupsi sehingga banyak pemilih partai Islam yang beralih mendukung partai-partai Nasionalis. Sehingga pilkada Jawa Barat adalah The Last Stronghold  bagi Partai Islam jika mempertahankan dominasinya dalam kancah perpolitikan nasional.

Sekian artikel mengenai ulasan Pilkada Jawa Barat ! semoga yang terbaik dan memiliki kriteria "nyunda,nyantri & nyakola" bisa menang dan mensejahterakan rakyat Jawa Barat !




0 Comments

Post a Comment

Copyright © 2009 Irsyad Muhammad Website All rights reserved. Theme by Laptop Geek. | Bloggerized by FalconHive.