0
Kemenangan Soekarwo di Pilkada Jatim, Benteng Terakhir Partai Demokrat di Pulau Jawa.
Hai ! Sudah lama sekali saya tidak menulis artikel seperti biasa alasan karena kesibukkan, mungkin tulisan saya ini sudah outdate atau sudah bukan momennya lagi untuk menulis masalah perpolitikan Jawa Timur. Namun hal ini saya rasa masih menarik untuk turut diperbincangkan. Karena provinsi di ujung Jawa ini memiliki pelabuhan yang menjadi pusat perdagangan dan penghubung dengan Indonesia Tengah dan Timur serta daerah pusat Industri Rokok dan wilayah ini sebagian besar penduduknya memiliki kultur yang erat dengan Nahdlatul Ulama, ormas Islam terbesar di Indonesia.
PERTARUNGAN POLITIK DI UJUNG JAWA
4 Cagub Jatim : Soekarwo (Kiri), Eggi Sudjana (Kiri kedua), Bambang DH(Tengah) dan Khofifah (Kanan). |
Dalam pilkada kemarin ada 4 calon yaitu pasangan KarSa (Soekarwo - Syaifullah Yusuf) yang diusung oleh koalisi besar Partai yaitu Partai Demokrat, Partai Hanura, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Amanat Nasional, dan sejumlah Parpol non parlemen. Pasangan no 2 yaitu Egy Sudjana - M. Sihat (Independen), Pasangan no 3 Yaitu Bambang DH - Said Abdullah (Jempol) diusung oleh PDIP. Sebelumnya Bambang DH adalah walikota Surabaya 2 periode sekarang beliau menjabat sebagai Wakil Walikota Surabaya mendampingi Tri Rismaharani. Dan terakhir adalah pasangan Khofifah Indar Parawansa - Herman (BerKah) yang diusung oleh PKB dan beberapa Parpol non parlemen. Sebelumnya Khofifah Indar Parawansa sempat bersaing dengan pasangan KarSa dalam pilkada Jatim tahun 2008, hasil perhitungan cepat memenangkan Khofifah namun perhitungan KPU berkata lain. Pasangan KarSa yang memenangkan pilkada itu, padahal pasangan KarSa sudah sempat memberikan pernyataan selamat dan kubu Khofifah sudah merayakan kemenangan hasil Quick Count itu. Tidak terima dengan hasil perhitungan KPUD Jatim, pihak Khofifah menggugat sehingga terjadilah Pilkada Jatim sampai 3 putaran. Namun tetap saja pasangan KarSa yang memenangkan Pilkada ini.
Dalam Pilkada Jatim ini suara golongan Nahdliyin merupakan hal yang paling utama untuk diperebutkan pasalnya Soekarwo yang ingin maju kembali di Pilkada Jatim ini harus berpasangan kembali dengan Gus Ipul (Syaifullah Yusuf) yang merupakan persyaratan utama dukungan dari Puri Cikeas. Dalam pilkada 2008 maupun 2013 pasangan Khofifah selalu mendapat perolehan suara no 2 karena dia adalah Ketua Muslimat NU yang merupakan badan otonom NU yang bergerak di bidang kewanitaan. Banyak Cagub yang berkunjung ke ponpes-ponpes demi mendapat dukungan dari beberapa pengasuh Ponpes dan para Kyai agar mereka bisa memenangkan Pilkada Jatim.
DUKUNGAN KELUARGA CIKEAS
Konon Pilkada Jatim 2008 mendapat perhatian penting orang no 1 di republik ini. Konon dia mengumpulkan petinggi militer dan sang petinggi militer mengumpulkan para petinggi militer dan para kyai di rumahnya atas nama sang petinggi melakukan sebuah operasi senyap yang sukses memenangkan pasangan KarSa. Sehingga pasangan Khofifah tahun 2008 lalu merasa ada kejanggalan dalam pilkada tersebut dan menggugat ke menggugat hasil Pilkada itu dan diadakanlah pilkada sampai 3 putaran yang konon menghabiskan anggaran 1 Triliun Rupiah. Namun pilkada tersebut tetap dimenangkan oleh kubu Soekarwo - Syaifullah Yusuf.
Soekarwo sebelumnya adalah seorang Sekda Jatim dalam kurun waktu 2003-2008. Dia pun menjabat sebagai ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Demokrat Jatim. Sehingga keluarga Cikeas saat itu hingga sekarang mendukung all-out, pencalonan Soekarwo tujuan politis memenangkan Soekarwo saat itu karena Jawa Timur merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terbesar no 2 di Indonesia dan pilkada Jatim 2008 merupakan pemanasan awal sebelum pemilihan legislatif 2009. Diharapkan dengan kemenangan Soekarwo-Syaifullah Yusuf, maka perolehan suara Partai Demokrat meningkat di provinsi ini dan hal itu terbukti dengan kemenangan Partai Demokrat dalam pemilihan legislatif 2009 di Provinsi Jatim serta di tingkat nasional.
Post a Comment